Langsung ke konten utama

Kalo lagi pada Ngumpul…….


Beberapa hari yang akan datang, bakal ada pertemuan dengan salah seorang komisioner tinggi UN. Dan aku kebagian tugas untuk membuat position paper mengenai perempuan dan politik khususnya pada periode damai setelah ditanda tanganinya MoU Hensinski. Nah.. biar tulisanku gak self centre, aku ngundang beberapa teman untuk membahas draft position paper yang musti aku buat. Pertemuan dilaksanakan di kantin kantorku jam 2 siang tadi. Yang datang Cuma 3 orang, K Ria, Mia and Ayu. Aduuuh.. itu pertemuan.. dimulai dari share program yagn lagi berjalan. Gemana pengorganisiran yang ideal..kenapa program pada gagal... baru balik lagi ke position paper. Terus tiba-tiba loncat ke pembicaraan mengenai donor-donor dan prosedur yang berbeda-beda. Ada yang gampang, ada yang gampang gampang susah dan ada yagn susaaaaaaaaaah banget. Terus loncat lagi ke position paper aku.

Tiba-tiba aja kita diskusi tentang siapa aja yang musti dicalonin buat caleg pilkada 2009 nanti. Terus kita ngomongin siapa aja sih calon potensial untuk di propinsi, di tingkat 2 dst dst. Sampe ngomongin masalah keuangan yang diperlukan dalam proses pencalonan nanti. Sampe ngomongin strategi apa yg harusnya dilakukan dari sekarang. Dst dst.
Terus balik lagi ke position papernya.

Gak terasa aku makan 2 piring gado-gado lontong, K ria dan Ayu pada 1 piring seorang. Mia lagi diet (katanya hehehe). Plus 1 gelas jus.. wuiihh... perut berat.. diskusi yang berat pulak.. cocok deh.

Tapi akhirnya itu draft selesai juga. Aku akan finishing draftnya dan share per imel ke yang laen. Sebelum bubar jalan. Kita sempet mengomentari alur pertemuan tadi. Yang loncat dari satu topik ke topik lainnya. Banyak asesorisnya..... tapi asik juga sih. Tujuannya Cuma mau bahas position paper, tapi malah dapat info laen laen lagi yang lumayan penting.

Postingan populer dari blog ini

AADL (Ada apa dengan Lokop?)

Lokop, mendengar atau membaca nama tersebut pasti membuat otak gatal untuk mulai bertanya, bagi yang tidak pernah mendengar pasti akan bertanya, didaerah mana ya Lokop itu? Bagi yang sdah pernah mendengar pertanyaanya bisa berbunyi ; bagaimana kondisinya sekarang ?, Lokop berjarak kurang lebih 80 KM dari Langsa. Perjalanan kesana memakan waktu kurang lebih 3 jam 45 menit terhitung dari Langsa. Kalau dimulai dari kota peurelak mungkin bisa ditepuh dengan waktu 3 jam saja. Sebenarnya perjalanan kesana tidak akan terlalu lama apbila jalan aspal (jalan propinsi) yang sudah dibuat oleh pemda tidak seburuk sekarang ini. Banyak hal yang mempengaruhi kondisi jalan disana, mulai dari banjir bandang yang baru-baru ini melanda, truk kapasitas besar yang serign emlintas dengan muatan yang tidak ringan, curhahujan tinggi yang semakin sering mengikis pinggiran jalan. Curah hujan tinggi ternyata tidak hanya membuat pengikisan bibir jalan, tetapi juga membuat alur baru yangterkadang memotong jalan

Reviktimisasi Korban Akibat Kurang Bijak Menjaga Jemari

“Ayah…, maafin P ya yah, P udah malu-maluin ayah sama semua orang. Tapi P berani sumpah kalau P gak pernah jual diri sama orang. Malam itu P Cuma mau nonton kibot (keyboard-red) di Langsa, terus P duduk di lapangan begadang sama kawan-kawan P.” “Sekarang P gak tau harus gimana lagi, biarlah P pigi cari hidup sendiri, P gak da gunanya lagi sekarang. Ayah jangan cariin P ya..!!, nanti P juga pulang jumpai ayah sama Aris. Biarlah P belajar hidup mandiri, P harap ayah gak akan benci sama P, Ayah sayang kan sama P..???, P sedih kali gak bisa jumpa Ayah, maafin P ayah… Kakak sayang sama Aris, maafin kakak ya.. (P sayang Ayah).”  P, memilih mengakhiri hidupnya dengan seutas tali. Seperti dilansir Tribun News pada Selasa, 11 September 2012 lalu. Kemarin malam, saya sangat terkejut dengan bombardir berita di linimasa laman facebook. Penangkapan sejumlah laki-laki dan perempuan yang disangkakan menyalahgunakan narkotika, disertai foto-foto jelas, berikut nama dan alamatnya. Sung

KURSI-KURSI PATAH ( Cerita Pendek)

KURSI-KURSI PATAH H-40 “Kak, pergi terus ke SPBU Paya Meuneng ya, orang pak geuchik dah tunggu disitu. Nyak ke tempat Kak Darna sebentar, air asinnya macet lagi di dapur garam” itu yang tertangkap oleh indra pendengaran Biya. Suara Nyak tidak terlalu jelas. Beberapa kali kami bertelepon, tepat ketika Nyak berada di rumahnya, selalu saja suara yang terdengar tidak jelas. Padahal gampong Nyak berada di kecamatan Jangka. Dekat dengan kota Bireuen. Tidak juga terletak di lembah yang sulit menerima signal telepon. Sulit juga menerka alasan apa yang membuat sinyal telepon disitu tidak baik. Biya sendiri selalu lupa menanyakan penyebabnya pada Nyak. Kak Darna yang dimaksud Nyak adalah salah seorang tim pemenangan Biya. Kak Darna punya usaha dapur pembuatan garam di Jangka. Air asin sebagai bahan bakunya di dapat dari laut yang berjarak 50 meter saja dari pintu belakang tempat usahanya. Dialirkan melalui pipa panjang. Dipompa menggunakan mesin. Sudah beberapa bulan terakhir paso