Ini adalah foto Arif, di salah satu sudut hutan mangrove seluas 16 hektar yang terbentuk dari reklamasi alami bertahun lampau di gampong Lancok, Bireuen. Hutan ini menampung binatang yang mulai sulit ditemukan di Bireuen, sebut saja burung, ikan, biawak, dan banyak lainya.
Saya berkunjung ke lokasi ini sekitar sore hari, menikmati kicauan burung, sambil bercengkerama dengan mamak-mamak yang mengumpulkan tiram di pinggiran hutan bakau untuk dijual. Tak lupa, menanyakan hasil jaring bapak-bapak di dekat muara.
Adalah Arif, jomblowan yang bertekad memperjuangkan keberadaan hutan ini, ditengah meningkatnya ancaman penebangan bakau untuk diubah menjadi tambak. Arif melihat pentingnya hutan ini bagi kesehatan ekosistem tambak disekitarnya.
Hutan ini terletak di antara hamparan tambak warga Bireuen, di bibir sungai. Lokasi yang sangat strategis untuk ekowisata. Terpenting, hutan mangrove bisa menjadi laboratorium percobaan atau penelitian alami. Tanaman bakau yang rimbun, diyakini Arif mampu mengurai residu yang datang dari limbah rumah tangga, pestisida dari sawah sekitar, dan penggunaan bahan kimia di tambak.
Arif lahir dan besar di pesisir Bireuen, melihat dan merasakan sendiri bagaimana kekayaan pesisir Bireuen menopang perekonomian orang tua dan masyarakat lain pada 90-an. Mimpi Arif ingin mengembalikan situasi itu. Saat tambak masih sehat, dan memberi hasil panen udang windu berlimpah.
Silahkan Berteman atau Follow Arif di Facebook dan Instagram "Bangkai Kapal"
Warga Bireuen, ayo kita dukung Arif!
Jaga dan selamatkan hutan mangrove Bireuen!
Komentar