Perempuan -tidak- Terasing di Negeri nan Makmur. (Sebuah peluang pelaksanaan Gender Budgeting di Aceh)
Perempuan Aceh adalah orang kaya. Bagaimana tidak, karena tempat dimana mereka berpijak adalah sebuah negeri subur nan kaya dengan segenap endapan harta berlimbah ruah. Tapi apakah perempuan kemudian menikmati kekayaan tersebut. Mungkin mereka hanya mampu menjadi penonton ketika kekayaan dikeruk habis tanpa sedikitpun memberi keuntungan bagi mereka. Jangankan menikmati hasilnya, mencium wanginyapun mungkin tidak. Atau lebih menyedihkan kalau justru perempuan menjadi korban yang sengsara diatas kemewahan tersebut. Hal ini tidak mustahil terjadi. Sebut saja indikator yang dekat dengan kita ; jumlah perempuan pengangguran yang tinggi, kekerasan dalam rumah tangga yang menimpa perempuan dan anak-anak. Tetapi, perempuan Aceh bisa menghela nafas lega sesaat demi melihat pasal demi pasal dalam Undang-undang Pemerintahan Aceh – UUPA, yang sudah mengakomodir beberapa kebutuhan fundamen perempuan. Paling tidak ada beberapa pasal didalam UUPA yang secara eksplisit menuliskan peluang perempuan