Langsung ke konten utama

Manajemen Pantat Kuali (I)

Cek Yu cekatan membalurkan minyak dan tepung di pantat kuali. sesekali dia memberi intruksi kepada Kak Rabu untuk menukar posisi sangku nasi pada arah berbeda, "supaya rata ya, jadi gak ada yang gosong dan ilang kilatnya"

Besok, 13 11 2011, Naldi anak tertua Kak Ratna akan di sunat. Jadi, sebagai tetangga yang baik aku berkunjung kesana hari ini 12 11 2011, sekedar membantu mengupas bawang dan -tentunya- makan makanan yang disuguhkan oleh empunya rumah kepada tamu. Tradisi menjamu "pekerja" yang berasal dari lingkungan keluarga dan sekitar rumah ketika persiapan kenduri memang unik di Aceh. Tradisi ini jug amenjadi incaran beberapa orang, yang membuat dia semangat membantu pemilik hajat bersiap-siap. Bahkan, tidak segan mereka menimbang, mengira , tuan rumah kali ini akan menyuguhkan apa pada mereka. yang pasti menunya tidak jauh dari Teh dan Kopi panas, 1 macam makanan berat dan beberapa macam kue. kebetulan tadi, Kak Ratna menyuguhkan miehun goreng dan agar-agar karamel lemak. Kalau nasi dan lauk-pauk jangan ditanya, itu sudah pasti ada. Jadi..-lucunya- pekerja yang membantu menyiapkan hajatan, utamanya makanan, juga memasak makanan khusus untuk mengganjal perut pekerja yang membantu memasak untuk hajatan -D

Jadilah aku mendengarkan percakapan bagaimana memperlakukan pantat sangku dan kuali agar tidak gosong dan tetap mengkilat. ternyata lain "keyakinan dan pemahaman" punya praktek yang berbeda tentang bahan yang dipakai dan cara yang digunakan. Sebelumnya aku hanya tau 2 bahan saja, membalurkan minyak makan ke seluruh pantat dan tubuh kuali atau membalurkan sabun colek. tadilah baru tau ternyata ada yang mutakhir, minyak kelapa dan tepung -apasaja-. kalau menurut Cek Yu, sabun colek mencegah gosong memang, tetapi tidak bisa mempertahankan kilat. kalau minyak kelapa, mempertahankan kilat didaerah yang tidak gosong -)

Menarik bukan?

Kalau dikampungku yang lain, di Bintang, kenduri seperti ini pasti makin semarak dengan kehadiran sekelompok penghibur yang memanfaatkan waktu rehatnya dengan bernyanyi, berpantun, didong, joget dan memukul "canang" -alat musik dari dataran tinggi gayo-.

jadi, kalau tidak ikut partisipasi, bukan saja kehilangan saat-saat menyenangkan, tapi juga blacklist sebagai rumah yang tidak akan mendapatkan pertolongan ketika kenduri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AADL (Ada apa dengan Lokop?)

Lokop, mendengar atau membaca nama tersebut pasti membuat otak gatal untuk mulai bertanya, bagi yang tidak pernah mendengar pasti akan bertanya, didaerah mana ya Lokop itu? Bagi yang sdah pernah mendengar pertanyaanya bisa berbunyi ; bagaimana kondisinya sekarang ?, Lokop berjarak kurang lebih 80 KM dari Langsa. Perjalanan kesana memakan waktu kurang lebih 3 jam 45 menit terhitung dari Langsa. Kalau dimulai dari kota peurelak mungkin bisa ditepuh dengan waktu 3 jam saja. Sebenarnya perjalanan kesana tidak akan terlalu lama apbila jalan aspal (jalan propinsi) yang sudah dibuat oleh pemda tidak seburuk sekarang ini. Banyak hal yang mempengaruhi kondisi jalan disana, mulai dari banjir bandang yang baru-baru ini melanda, truk kapasitas besar yang serign emlintas dengan muatan yang tidak ringan, curhahujan tinggi yang semakin sering mengikis pinggiran jalan. Curah hujan tinggi ternyata tidak hanya membuat pengikisan bibir jalan, tetapi juga membuat alur baru yangterkadang memotong jalan

Reviktimisasi Korban Akibat Kurang Bijak Menjaga Jemari

“Ayah…, maafin P ya yah, P udah malu-maluin ayah sama semua orang. Tapi P berani sumpah kalau P gak pernah jual diri sama orang. Malam itu P Cuma mau nonton kibot (keyboard-red) di Langsa, terus P duduk di lapangan begadang sama kawan-kawan P.” “Sekarang P gak tau harus gimana lagi, biarlah P pigi cari hidup sendiri, P gak da gunanya lagi sekarang. Ayah jangan cariin P ya..!!, nanti P juga pulang jumpai ayah sama Aris. Biarlah P belajar hidup mandiri, P harap ayah gak akan benci sama P, Ayah sayang kan sama P..???, P sedih kali gak bisa jumpa Ayah, maafin P ayah… Kakak sayang sama Aris, maafin kakak ya.. (P sayang Ayah).”  P, memilih mengakhiri hidupnya dengan seutas tali. Seperti dilansir Tribun News pada Selasa, 11 September 2012 lalu. Kemarin malam, saya sangat terkejut dengan bombardir berita di linimasa laman facebook. Penangkapan sejumlah laki-laki dan perempuan yang disangkakan menyalahgunakan narkotika, disertai foto-foto jelas, berikut nama dan alamatnya. Sung

KURSI-KURSI PATAH ( Cerita Pendek)

KURSI-KURSI PATAH H-40 “Kak, pergi terus ke SPBU Paya Meuneng ya, orang pak geuchik dah tunggu disitu. Nyak ke tempat Kak Darna sebentar, air asinnya macet lagi di dapur garam” itu yang tertangkap oleh indra pendengaran Biya. Suara Nyak tidak terlalu jelas. Beberapa kali kami bertelepon, tepat ketika Nyak berada di rumahnya, selalu saja suara yang terdengar tidak jelas. Padahal gampong Nyak berada di kecamatan Jangka. Dekat dengan kota Bireuen. Tidak juga terletak di lembah yang sulit menerima signal telepon. Sulit juga menerka alasan apa yang membuat sinyal telepon disitu tidak baik. Biya sendiri selalu lupa menanyakan penyebabnya pada Nyak. Kak Darna yang dimaksud Nyak adalah salah seorang tim pemenangan Biya. Kak Darna punya usaha dapur pembuatan garam di Jangka. Air asin sebagai bahan bakunya di dapat dari laut yang berjarak 50 meter saja dari pintu belakang tempat usahanya. Dialirkan melalui pipa panjang. Dipompa menggunakan mesin. Sudah beberapa bulan terakhir paso