Sama halnya dengan komunitas ekonomi lemah lainnya, perempuan kerap di identikkan sebagai kelompok masyarakat yang memerlukan belas kasihan. Bahwa mereka dilabelkan sebagai makhluk tanpa daya yang hanya mampu menerima. Anggapan sedemikian bertabrakan dengan situasi dimana perempuan justru memiliki peranan besar dalam realitas sosial ekonomi masyarakat. Perempuan mampu menghancurkan discourse sarat makna negatif kepada fakta bahwa mereka bukanlah makhluk lemah seperti yang selama ini sudah di labelkan. Perempuan bukan makhluk yang hanya mampu berpangku tangan sambil menunggu aliran uang masuk dari ayahnya, suaminya, atau saudara laki-lakinya. Apa yang terjadi sesungguhnya adalah perempuan juga mampu menjaminkan hadirnya sumber pendapatan terhadap dirinya sendiri, keluarga intinya bahkan kepada keluarga besarnya. Dalam skala nasional, perempuan memegang peranan penting paska terjadinya krisis moneter. Pada saat itu, sekian banyak laki-laki menerima konsekuensi logis porak porandanya